Selasa, 27 November 2012

PROGRAM DJARUM BAKTI PADA NEGERI-DJARUM FOUNDATIONS 2012 - 2013


Djarum Foundationimg

PROGRAM DJARUM FOUNDATION

BAKTI BUDAYA DJARUM FOUNDATION

Djarum Foundation adalah bentuk konsistensi Bakti Pada Negeri, untuk turut serta menjadi bagian membangun Negeri Indone
sia yang bukan saja kuat secara ekonominya 
tapi juga membanggakan dalam prestasi olahraga, prestasi akademis, menjaga kelestarian lingkungan dan kekayaan budayanya demi terwujudnya kualitas hidup Indonesia di masa depan yang lebih baik dan bermartabat....
Inilah wujud kepedulian Bakti Budaya Djarum Foundation dalam mendukung semangat kreatif masyarakat serta membangun hubungan kerjasama dalam usaha-usaha untuk meningkatkan apresiasi terhadap hasil budaya Indonesia. Diharapkan nantinya ruang-ruang ekspresi dan apresiasi lebih terbuka, dan komunikasi antar kultur budaya dapat terjalin lebih erat lagi sehingga semangat persatuan, kesatuan serta cita-cita kebangsaan semakin mengental.

Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.
Budaya Kebanggaan Bangsa

Indonesia memiliki budaya yang sangat kaya dengan beragam keunikan serta nilai-nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan yang harus kita gali secara mendalam dan perlu dipahami dengan bijaksana, agar tidak membuat bangsa ini terpuruk dalam perpecahan. Sebaliknya justru dapat menambah rasa persatuan dan kesatuan yang kuat, karena hal itu merupakan kebanggaan bersama.

Indonesia terkenal dengan keindahan panorama alamnya, situs-situs bersejarah yang sangat inspiratif, artefak yang menakjubkan, dan kuliner yang bermacam rupa, surga karya seni, serta filosofi hidup bermasyarakat yang mengagumkan. Semua itu merupakan sumber yang mampu menggulirkan kebudayaan Indonesia untuk dapat mencapai tingkat peradaban yang tinggi.

Kreatifitas  Inti  Kebudayaan

Kebudayaan itu sendiri terus bergerak dan berubah, jadi semua pihak harus memiliki tanggung jawab serta kepedulian terhadap prosesnya. Kebudayaan merupakan hasil kreasi manusia yang secara otomatis akan diwariskan secara turun temurun kepada generasi selanjutnya. Maka sangat penting bagi kita semua untuk menjaga supaya warisan tersebut menjadi sesuatu yang baik dan berguna untuk meningkatkan daya cipta dan kreatifitas di masa yang akan datang.

Berbagai upaya bersama tentu perlu dilakukan untuk mendukung masyarakat agar semakin kreatif dan terus bersemangat dalam menggali ide, mengeksplorasi gagasan, dan terus melakukan proses inovasi di segala bidang, dengan tetap mempertahankan spirit dan cita-cita kebangsaan. Sehingga generasi yang akan datang tetap mengenal sejarah dan memahami tiap proses transformasi yang dialami budayanya.
Oleh karena itu, kami merasa berkepentingan untuk ikut andil dan berusaha mendukung kreatifitas masyarakat dengan bekerjasama dalam program-program yang mempunyai misi mengangkat potensi kekayaan budaya Indonesia.Sejak tahun 1992, melalui program Djarum Apresiasi Budaya, kami telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain Bengkel Teater Rendra, Teater Koma, Putu Wijaya, Teater Mandiri, Butet Kartaredjasa, Teater Gandrik, dan lain-lain. Ada banyak konser musik yang telah disajikan antara lain; Djaduk Ferianto, Indra Lesmana, Ireng Maulana, dan lain-lain. Selain itu, masih ada banyak sekali budayawan, seniman, maupun kelompok kesenian yang telah menjalin kerjasama dalam mengaktualisasikan gagasan kreatifnya.

Apresiasi adalah kemampuan
untuk saling menghargai

Memasuki tahun 2011, kami melakukan berbagai usaha untuk memperkenalkan, mengembangkan dan memelihara warisan luhur budaya bangsa, antara lain menggandeng Perkumpulan Rumah Pesona Kain, menyelenggarakan Pesona Batik Kudus, yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengangkat daya apresiasi terhadap hasil kerajinan asli Indonesia yang sudah nyaris punah dan pembinaan terhadap pembatik Kudus. Usaha ini dilakukan untuk melestarikan Batik Kudus dan membantu meningkatkan industri batik di kota Kudus.

Kami juga mendukung program lain seperti Indonesia Exploride, yaitu perjalanan menjelajahi negeri Indonesia dengan konsep yang unik dan penuh tantangan, yang dilakukan oleh seorang biker, beserta tim yang mendokumentasikan petualangannya melalui video, foto dan jurnal. Penjelajahan bukan hanya semata mengunjungi suatu tempat, namun juga melibatkan proses mengenal lebih dalam tentang sejarah, hasil budaya, serta kekayaan panorama alam daerah tersebut. Bahkan program penjelajahan ini juga didukung oleh puluhan artis yang berasal dari daerah-daerah yang nantinya akan disinggahi. Artis-artis inilah yang menjadi sahabat dari Tim Indonesia Exploride yang berkunjung dan memperkenalkan hasil budaya dari daerah asalnya masing-masing.

Kami juga turut serta dalam memajukan industri musikal drama di Indonesia dengan mendukung beberapa pertunjukan seperti Jakarta Love Riots, Sie Jin Kwie, Indonesia Kita, Ali Topan The Musical, Sangkala 9/10 dan banyak lagi. Semua ini dilakukan sebagai upaya untuk membuat masyarakat Indonesia dapat lebih mengenal dan memberikan apresiasi terhadap pekerja seni dan bangga atas keragaman budaya yang dimiliki oleh negeri tercinta. Usaha untuk memperkenalkan kembali warisan leluhur dengan membuat terobosan-terobosan baru juga terus dilakukan. Salah satunya adalah pertunjukan Jabang Tetuko yang mengemas sebuah pertunjukan wayang dengan live show multimedia, dan orkestra ala Broadway.

Program untuk meningkatkan apresiasi terhadap seni sastra juga dibangun, antara lain bekerjasama dengan Yayasan Lontar menerbitkan Seri buku Modern Library of Indonesia, yaitu berupa terjemahan karya-karya sastra Indonesia ke dalam bahasa Inggris supaya karya tersebut dapat dibaca dan dikenal oleh masyarakat internasional. Dukungan terhadap perkembangan seni rupa juga semakin digiatkan, hal ini dibuktikan dengan berpartisipasi di beberapa event, antara lain ArtJog 2011 dan Bazaar Art Jakarta 2011. Selain mendukung event seni rupa, kami juga bekerjasama dengan Rudi Mantofani dalam mewujudkan pendirian Sculpture Super Smash, sebuah karya fenomenal yang dibangun di depan GOR Bulutangkis Djarum, Jati, Kudus. Diharapkan monumen ini dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk meraih prestasi tertinggi demi bakti pada negeri.

Konsistensi dalam mengembangkan bentuk-bentuk kepedulian terhadap hasil budaya akan terus dilakukan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia.


Indonesia Kaya merupakan portal informasi budaya Indonesia yang didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya. Dimana bertujuan memperkenalkan dan memberikan informasi kepada masyarakat umum terhadap budaya daerah-daerah di Indonesia. Selain isinya ditulis oleh kontributor, Anda sebagai pembaca juga diberikan kesempatan untuk bisa berinteraksi dan membagikan pengetahuan Anda tentang suatu budaya, referensi pariwisata, tradisi, kuliner, ataupun kesenian dalam bentuk artikel, foto dan video.

Djarum Apresiasi Budaya

Mempersembahkan 'The

Legendary Journey'

Sebuah Karya Anak Bangsa Untuk 50

Tahun Hotel Indonesia


Tempat : Grand Ballroom Hotel Indonesia KempinskiTanggal : 19/09/2012
Dalam memperingati 50 tahun perjalanan Hotel Indonesia, Djarum Apresiasi Budaya, dalam konsistensinya untuk melestarikan warisan kebudayaan Indonesia salah satunya bangunan cagar budaya, mempersembahkan sebuah pertunjukan musikal karya Garin Nugroho yang berjudul “The Legendary Journey” hari Rabu, 19 September 2012 di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, mulai pukul : 19.00 WIB.
“The Legendary Journey” merupakan pertunjukan karya sutradara ternama di Indonesia, Garin Nugroho, yang menggabungkan orkestra, musikal tari, lagu dan visual yang menceritakan perjalanan Hotel Indonesia selama 50 tahun dan memberi memori kebangsaan karena Hotel Indonesia merupakan bagian dari sejarah Indonesia itu sendiri.

Perjalanan ini dikisahkan lewat tokoh door man (yang diperankan Aryo Wahab) dan kekasihnya (diperankan oleh Widi B3), kedua tokoh anak muda ini membawa kisah-kisah seputar Hotel Indonesia yang menjadi pintu gerbang Indonesia ke dunia sekaligus mempertemukan kebangsaan, bisnis, gaya hidup. Kedua anak muda ini juga memberi kesaksian bahwa Hotel Indonesia adalah bagian dari sejarah ke Ibukota Jakarta untuk menjadi ikon dunia.

Lagu dan musik merupakan elemen yang terpenting yang harus dapat mewakili inti dari cerita dan pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah pertunjukan seperti yang akan dihadirkan di 50 tahun Hotel Indonesia ini. Garin Nugroho membagi lagu dan musikalitas dari pertunjukannya ke dalam 4 (empat) era, yakni : era 60-an yang menceritakan Jakarta tempo dulu dan pembangunan Hotel Indonesia, era 70-80-an yang menggambarkan Hotel Indonesia sebagai pintu gerbang dunia dan globalisasi Indonesia, era 90-an yang merupakan era kemunduran Hotel Indonesia, dan era 2000-an yang menjelaskan mengenai kebangkitan Hotel Indonesia hingga kini.

Pertunjukan yang melibatkan sekitar 350 crew ini juga didukung oleh beberapa artis senior yang memiliki kenangan tersendiri dengan Hotel Indonesia seperti Bob Tutupoli dan Titiek Puspa yang berkolaborasi dengan artis muda seperti Aryo Wahab, Once, B-Three, dan Eka Deli ini tertutup untuk umum dan hanya akan dihadiri oleh para undangan yang terdiri dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kedutaan dari berbagai Negara, pemimpin redaksi dari beberapa media massa, public figure senior maupun yang selebriti muda, pengusaha dan kolega lainnya.

Dengan pertunjukan ini, Djarum Apresiasi Budaya telah berhasil mengembalikan ingatan masyarakat terhadap keberadaan Hotel Indonesia sebagai representasi dari kebudayaan dan bagian dari sejarah Indonesia yang tidak boleh dilupakan. Djarum Apresiasi Budaya melalui pertunjukan yang dikemas dengan sangat apik oleh Garin Nugroho dan tim nya mampu mengapresiasi unsur-unsur penting dalam sejarah perjalanan Hotel Indonesia.

Konsistensi dalam mengembangkan bentuk-bentuk kepedulian terhadap hasil budaya akan terus dilakukan. Diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa 
Perjalanan ini dikisahkan lewat tokoh door man (yang diperankan Aryo Wahab) dan kekasihnya (diperankan oleh Widi B3), kedua tokoh anak muda ini membawa kisah-kisah seputar Hotel Indonesia yang menjadi pintu gerbang Indonesia ke dunia sekaligus mempertemukan kebangsaan, bisnis, gaya hidup. Kedua anak muda ini juga memberi kesaksian bahwa Hotel Indonesia adalah bagian dari sejarah ke Ibukota Jakarta untuk menjadi ikon dunia.
Lagu dan musik merupakan elemen yang terpenting yang harus dapat mewakili inti dari cerita dan pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah pertunjukan seperti yang akan dihadirkan di 50 tahun Hotel Indonesia ini. Garin Nugroho membagi lagu dan musikalitas dari pertunjukannya ke dalam 4 (empat) era, yakni : era 60-an yang menceritakan Jakarta tempo dulu dan pembangunan Hotel Indonesia, era 70-80-an yang menggambarkan Hotel Indonesia sebagai pintu gerbang dunia dan globalisasi Indonesia, era 90-an yang merupakan era kemunduran Hotel Indonesia, dan era 2000-an yang menjelaskan mengenai kebangkitan Hotel Indonesia hingga kini.
Pertunjukan yang melibatkan sekitar 350 crew ini juga didukung oleh beberapa artis senior yang memiliki kenangan tersendiri dengan Hotel Indonesia seperti Bob Tutupoli dan Titiek Puspa yang berkolaborasi dengan artis muda seperti Aryo Wahab, Once, B-Three, dan Eka Deli ini tertutup untuk umum dan hanya akan dihadiri oleh para undangan yang terdiri dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kedutaan dari berbagai Negara, pemimpin redaksi dari beberapa media massa, public figure senior maupun yang selebriti muda, pengusaha dan kolega lainnya.
Dengan pertunjukan ini, Djarum Apresiasi Budaya telah berhasil mengembalikan ingatan masyarakat terhadap keberadaan Hotel Indonesia sebagai representasi dari kebudayaan dan bagian dari sejarah Indonesia yang tidak boleh dilupakan. Djarum Apresiasi Budaya melalui pertunjukan yang dikemas dengan sangat apik oleh Garin Nugroho dan tim nya mampu mengapresiasi unsur-unsur penting dalam sejarah perjalanan Hotel Indonesia.
Konsistensi dalam mengembangkan bentuk-bentuk kepedulian terhadap hasil budaya akan terus dilakukan. Diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa 
KEGIATAN DJARUM APRESIASI BUDAYA
Pameran Pasar Indonesia
Pameran Pasar Indonesia digelar pada tanggal 3 – 7 Oktober 2012 di Assembly Hall Jakarta Convention Center, dimulai dari pukul : 10.00 – 21.00 WIB. Acara yang dipersembahkan oleh Bank Mandiri serta didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini menampilkan pameran batik, berbagai kerajinan karya anak bangsa, fashion show, serta berbagai kuliner khas dari berbagai daerah di Indonesia.
Pasar Indonesia merupakan pameran produk-produk unggulan Mitra Binaan dan Wirausaha Muda Mandiri Bank Mandiri di sektor makanan, minuman, batik, tenun, kriya, dan fashion. Pasar Indonesia merupakan bukti komitmen Bank Mandiri dalam membina UMKM di bidang kreatif.
Dengan semakin maraknya kegiatan budaya tentunya dapat semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Batik Kudus Lovers (Bakul)

 'Save Batik, Save Kudus'


Batik merupakan mahakarya Indonesia yang sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya Indonesia. Diakuinya batik sebagai kepemilikan absolute Indonesia menegaskan kekhasan dan warisan sejarah yang tertulis di atas kain, tidak terkecuali batik Kudus yang keberadaannya sudah ada sejak lampau. Keberadaan batik Kudus telah terpelihara hingga kini dan masih terus dikembangkan. Bagi beberapa orang yang terus memelihara batik Kudus, menorehkan canting di atas kain memiliki filosofi yang khas.
Bakti Budaya Djarum Foundation mendukung Batik Kudus Lovers (Bakul) yang merupakan komunitas pecinta batik Kudus dalam kegiatan “Save Batik, Save Kudus”. Kepedulian anggota Bakul pada kerajinan batik Kudus serta identitas lain di kota Kudus sangat besar, salah satunya terhadap Tugu Identitas. Tugu Identias dibangun sebagai monumen perjuangan rakyat Kudus dalam merebut Kemerdekaan RI. Bentuknya merupakan stylisasi Menara Kudus yang dijadikan lambang daerah Kabupaten Kudus.Bertepatan dengan ulang tahun Tugu Identitas yang ke 25 Komunitas Bakul berusaha mengembalikan fungsi yang sebenarnya. Untuk itu Komunitas Bakul yang memiliki unsur melestarikan kebudayaan juga bermaksud turut melestarikan jati diri kota Kudus, melalui media batik, perayaan seperempat abad Tugu Identitas bisa mengajak generasi muda di Kudus peduli batik dan kembali mengingatkan spirit filosofi yang tersirat dalam arsitektur Tugu Identitas Kudus.“Save Batik, Save Kudus” mengkolaborasikan kerajinan khas batik Kudus dan symbol Kudus yang terdapat pada bangunan Tugu Identitas. Melalui kegiatan ini, komunitas Bakul mengangkat dua ikon Kudus yakni batik dan Tugu Identitas yang keberadaannya semakin terlupakan serta membangkitkan jati diri Kudus. Juga sebagai bentuk mencari dukungan masyarakat Kudus terhadap kepedulian pada Tugu Identitas. Terutama generasi muda dan masyarakat di kotanya sendiri. “Save Batik, Save Kudus” berlangsung pada hari Selasa, 25 September 2012, mulai pukul : 08.00 WIB, bertempat di Tugu Identitas Kudus Kompleks Kudus Extension Mall (KEM). Ada dua kegiatan yang menarik dari serangkaian acara yang digelar, yaitu Penutupan Tugu Identitas Kudus menggunakan kain batik Kudus, serta Fashion show pagelaran busana kreasi batik Kudus.Semoga dengan kegiatan ini dapat membuat masyarakat semakin mengenal dan memberikan apresiasi terhadap budaya yang dimiliki oleh negeri tercinta. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Ribuan Orang Bersatu 
Dalam Indonesia Menari di Bundaran HI
Pada hari minggu, 13 Mei 2012, lebih dari 2.000 orang dari berbagai kalangan bersatu dalam sebuah gerakan Indonesia Menari di Bundaran Hotel Indonesia, bertepatan dengan waktu bebas kendaraan bermotor (car free day). Kegiatan ini merupakan sebuah ajakan bagi segenap masyarakat untuk lebih mengenal kekayaan dan keragaman budaya Indonesia melalui tarian. Acara ini juga merupakan salah satu rangkaian acara The 11th Indonesian Dance Festival 2012. 
Gerakan Indonesia Menari ini merupakan hasil kerjasama Djarum Apresiasi Budaya, Indonesian Dance Festival (IDF), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta, serta Ikatan Abang None Jakarta (IANTA) yang memiliki kecintaan yang besar pada budaya Indonesia. Kegiatan ini turut didukung oleh lebih dari 2.000 orang yang terdiri dari penari, pemusik, komunitas BMX, pantomim, ratusan Abang-None dari IANTA dan komunitas Indo Runners. Selain itu acara ini turut dihadiri oleh Fauzi Bowo, Dewi Gita sebagai Duta IDF, dan para public figure, antara lain Fifi Aleyda Yahya, Haykal Kamil, Tommy Tjokro, dan Zivanna Letisha.
“Terwujudnya kegiatan Indonesia Menari hari ini merupakan hasil kerjasama dari berbagai pihak yang sama-sama memiliki kepedulian pada budaya Indonesia, khususnya tarian. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi acara tahunan di ruang publik, dan semoga di kedepannya semakin banyak lagi masyarakat yang ikut terlibat,” ujar Renitasari, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Maria Darmaningsih selaku direktur IDF menambahkan, “Tarian selalu identik dengan kegembiaraan, keluwesan, dan harmonisasi, maka Indonesia Menari menjadi pesan yang ingin kami sampaikan tidak hanya hari ini, tapi sepanjang rangkaian acara The 11th IDF 2012 hingga puncaknya di tanggal 1-9 Juni 2012. Para peserta tari hari ini juga membuktikan keseriusan kami untuk merangkul para penari dari berbagai kalangan, baik penari tradisi, kontemporer, maupun street dancer, sesuai dengan tema besar IDF kali ini, Let’s Move: Outreaching the Possibilities”
Indonesia Menari dimulai pada pukul 8.00 bermula dari iring-iringan Ondel-Ondel Betawi setinggi 6 meter diikuti oleh sekitar 100 penari dari ruas Jl. Imam Bonjol, bersamaan dengan sekitar 100 penari Bali dari arah Jl. Thamrin. Rombongan tersebut berkumpul di area depan Hotel Indonesia Kempinski, bersama para street dancer yang sudah berbaur dengan para pengunjung car free day. Setelah berkumpul, para penari kemudian mengajak para pengunjung untuk mengikuti gerakan yang memasukkan unsur keragaman budaya di Indonesia, melalui gabungan tarian tradisional sederhana dari daerah Sumatra Utara, Jawa Barat, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, berikut ikon-ikon dari daerah-daerah tersebut. Adapun koreografer untuk tarian ini adalah Hanny Herlina, salah satu alumni IKJ.
Membawa semangat yang menjunjung harmonisasi dalam keberagaman budaya Indonesia, ajang Indonesia Menari meraih 2 penghargaan MURI dengan kategori Menari Tarian Nusantara dengan Peserta Terbanyak dan Flashmob Nandak Betawi Pertama dan Terbesar.Dengan semakin maraknya kegiatan budaya tentunya dapat semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia. <Adtya Dwi Cahya>







0 komentar:

Posting Komentar