504 Penerima Beasiswa
Plus Belajar Jadi Negarawan
Konferensi pers Nation Building Beswan Djarum 2012/2013 yang dihadiri oleh dua penerima Beswan dan Rektor Universitas Tanjungpura, Pontianak, Thamrin Usman serta Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad.
SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 504 orang penerima program Djarum Beasiswa Plus atau Beswan Djarum yang berasal dari 83 perguruan tinggi di seluruh Indonesia telah mengikuti kegiatan bertajuk 'Nation Building' di Semarang dari mulai tanggal 16 hingga 20 November 2012.
Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad, mengatakan bahwa ada beberapa agenda yang dilakukan saat kegiatan Nation Building berlangsung yaitu kegiatan Diskusi Kebangsaan, Cultural Visit dan Pagelaran Seni dalam Malam Dharma Putuhita.
"Ini penting bagi para generasi muda Indonesia. Lewat kegiatan ini, para Beswan Djarum dibentuk kepercayaan diri dan hormat diri sebagai bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa lain," kata Primadi saat jumpa pers di Crowne Plaza, Semarang, Selasa (20/11/2012).
Adapun agenda Diskusi Kebangsaan yang merupakan bagian dari kegiatan Nation Building ini bertujuan agar para Beswan Djarum ini dapat mendalami bagaimana menjadi seorang negarawan yang cakap, arif, adil daan bijaksana serta mampu membawa perubahan.
Sementara agenda Cultural Visit, mengajak para penerima Djarum Beasiswa Plus ini untuk mengenal lebih jauh kebudayaan lokal kota Kudus dengan berkunjung ke tempat bersejarahnya. Yang terakhir adalah pagelaran seni yang dipersembahkan oleh para Beswan Djarum saat Malam Dharma Puruhita pada Selasa malam.
"Dengan kegiatan ini, kami ingin agar para Beswan Djarum memiliki rasa persatuan dan kebanggan sebagai anak Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa," tandasnya.
Generasi Muda Sadari Pentingnya Berikan Perubahan
Kegiatan Nation Building yang dihelat Djarum Foundation bagi para penerima Djarum Beasiswa Plus tahun akademik 2012/2013 mendapat apresiasi dari sejumlah rektor. Mereka menilai, kegiatan tersebut sangat positif sebagai bekal soft skill bagi para mahasiswa di masa mendatang.Nation Building terbagi menjadi tiga acara, yakni Diskusi Kebangsaan, Cultural Visit, dan pagelaran Malam Dharma Puruhita. Sebanyak 504 mahasiswa yang berasal dari seluruh provinsi di Nusantara sangat antusias mengikuti setiap kegiatan.Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Thamrin Usman menyebutkan, program Djarum Beasiswa Plus merupakan bentuk partisipasi PT Djarum dalam mendukung usaha yang dilakukan pemerintah maupun para tenaga pendidik untuk memperluas kesempatan kaum muda memperoleh pendidikan tinggi."Ini menunjukkan PT Djarum ikut bersama-sama dengan kami dalam memberikan kesempatan kaum muda untuk menempuh pendidikan tinggi. Melalui kegiatan Nation Building, mahasiswa mendapat pengalaman dan soft skill. Mereka jadi percaya diri, kreatif, dan keinginan untuk melakukan sesuatu bagi negara," ujar Thamrin di Hotel Crowne, Semarang, kemarin.Dia menyatakan, lewat sharing dengan salah satu Beswan Djarum (sapaan bagi penerima Djarum Beasiswa Plus), efek dari kegiatan yang bertujuan memupuk seorang pemimpin masa depan yang mampu membawa perubahan bagi bangsanya. Para mahasiswa ini, lanjutnya, memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan perubahan tersebut."Ketika saya bertanya dengan salah satu Beswan tentang cita-citanya kelak, dia mengaku ingin menjadi guru. Itu sangat menyentuh, karena di zaman sekarang anak muda yang bercita-cita jadi guru sudah langka. Ini berarti mereka ingin melakukan perubahan sekecil apapun dengan cara masing-masing," tuturnya.Thamrin berharap, kegiatan yang sudah dikemas dengan baik ini dapat terus dikembangkan lagi. Bahkan, jika memungkinkan, kuota untuk para penerima Djarum Beasiswa Plus terus bertambah."Program ini telah berhasil memoles generasi muda sehingga memiliki nilai lebih. Ke depan, perlu disediakan metode, langkah, atau nilai untuk menemukan mutiara di dalam lumpur bukan sekadar memoles intan menjadi berlian," imbuh Thamrin....
23 November 2012
Nation Building untuk Beswan Djarum
SEMARANG - Untuk menguatkan wawasan tentang makna hakikat bangsa dan kebangsaan, Djarum Foundation mengajak para penerima Djarum Beasiswa Plus atau biasa disebut Beswan Djarum, Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk berkumpul di Semarang pada 16-20 November. Mereka berjumlah 504 orang dari 83 perguruan tinggi di 33 provinsi.
Para Beswan Djarum itu dikumpulkan menjadi satu untuk mengikuti acara Nation Building dengan kgiatan diskusi kebangsaan dan kunjungan budaya.
Selanjutnya pada Malam Dharma Puruhita mereka mengikuti pergelaran seni yang mengambil tema "Mutiara Timur Indonesia".
Terbiasa Dimanja, Masyarakat Papua Acuh terhadap Pendidikan
SEMARANG - Papua merupakan provinsi dengan kekayaan alam yang melimpah. Namun sayangnya, ketersediaan sumber daya alam ini berbanding terbalik dengan kepedulian masyarakat sekitar terhadap pendidikan. Mereka cenderung mengesampingkan pentingnya pendidikan dalam kehidupan kaum muda.
Menyadari hal tersebut, Djarum Foundation menggelar pertunjukan seni Malam Dharma Puruhita dengan mengusung tema Mutiara Timur Indonesia. Puncak penutupan kegiatan Nation Buildingtersebut sengaja memilih tema itu untuk menyambut anggota keluarga baru Djarum Beasiswa Plus yang berasal dari delapan universitas di Indonesia timur. Pusat Rekreasi Promosi dan Pembangunan (PRPP) Semarang pun dihiasi dengan berbagai kebudayaan asal Papua.
Rektor Universitas Musamus Merauke (Unimmer) Philipus Betaubun menyampaikan apresiasinya karena telah memilih untuk mengangkat beragam budaya Papua dalam pertunjukan seni tersebut. "Saya sangat berterima kasih karena ada orang lain, yakni pihak swasta yang peduli pada budaya Papua. Kepedulian untuk mengangkat budaya daerah Papua yang mulai ditinggalkan oleh bangsanya sendiri," ujar Philipus seusai acara di PRPP, Semarang, tadi malam.
Menurut Philipus, program Djarum Beasiswa Plus menjadi bantuan yang sangat berarti bagi masyarakat Papua mengingat kondisi pendidikan di sana sangat memprihatikan. "Di sana, satu sekolah hanya ada satu guru dengan jarak geografis yang jauh. Anak-anak muda di sana tidak ada yang mau bersekolah karena dimanjakan dengan keadaan alam yang kaya. Tapi seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai sadar pentingnya pendidikan," urainya.
Dia menyebutkan, para Beswan Djarum (sapaan untuk para penerima Djarum Beasiswa Plus), terutama yang berasal dari Papua dapat menjadi contoh dan motivator yang baik bagi para generasi muda di sana. Sehingga, lanjutnya, keinginan kawula muda Papua untuk meraih kesuksesan dengan mengenyam pendidikan setinggi mungkin akan terus meningkat.
"Mereka adalah orang-orang yang diunggulkan di kampus masing-masing sehingga ke depan memberikan harapan akan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Ini sangat memotivasi anak-anak Papua lainnya untuk bisa seperti mereka," paparnya.
Philpus menjelaskan, program beasiswa yang disediakan PT Djarum sejalan dengan programaffirmative action yang digalakkan pemerintah, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Program tersebut berupa kesempatan bagi para mahasiswa Papua untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri (PTN) di luar Papua di berbagai jurusan tanpa perlu mengikuti tes.
"Program beasiswa ini sangat membantu affirmative action yang dilakukan Kemendikbud. Ini akan mempercepat pemerataan pendidikan di seluruh Nusantara, termasuk Papua. Dengan affirmative actiondilakukan pencangkokan mahasiswa kami di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Digabung dengan program yang ada di perguruan tinggi masing-masing," imbuhnya.
Apresiasi yang sama turut disampaikan mahasiswa Unimmer yang merupakan Beswan Djarum 2012/2013, Kerry Ken. Mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan itu sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Djarum Foundation melalui program beasiswa ini.
Keterbatasan ekonomi membuat Kerry menganggur selama lima tahun. Bahkan, dia sempat memutuskan untuk tinggal dan bersekolah di negeri tetangga, Papua Nugini. "Selama lima tahun saya menganggur karena tidak ada biaya untuk kuliah. Kampung saya berada di perbatasan dan saya melihat banyak masalah ekonomi antarnegara, maka saya mengambil jurusan Ekonomi Pembangunan," kata Kerry.
Mahasiswa semester lima itu menyatakan, kegiatan Nation Building memberikan manfaat dan pengalaman luar biasa baginya. "Di sini saya bertemu dengan banyak teman, belajar dan memperkenalkan budaya Papua, serta dilatih berani untuk tampil di depan umum. Saya pun merasa bertanggungjawab untuk membagikan ilmu dan pengalaman yang saya dapat kepada teman-teman yang ada di Papua," tutupnya..
Menciptakan Pemimpin Pintar Otak dan Hati
SEMARANG - Sebanyak 504 mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus atau biasa disebut Beswan Djarum tahun akademik 2012/2013 mengikuti rangkaian kegiatan Nation Building yang digelar di Semarang. Para mahasiswa yang berasal dari 83 perguruan tinggi di seluruh Nusantara itu menjalani tiga acara, yakni diskusi kebangsaan, cultural visit, dan pegelaran seni. Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi H Serad menyebutkan, kegiatan ini sangat penting bagi generasi muda Indonesia. Sebab, wawasan kebangsaan adalah bentuk kepercayaan dan hormat diri sebagai bangsa yang mampu bersaing secara global.
"Kami ingin para Beswan Djarum memiliki rasa persatuan dan kebanggan sebagai insan Indonesia dalam mewujudkan cita-cita menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang besar dan bermanfaat. Kami ingi mereka tidak hanya cerdas secara otak tapi juga cerdas secara hati (emosional)," ujar Primadi di Hotel Crowne Hotel, Semarang, Selasa (20/11/2012).
Menurut Prim, -begitu dia biasa disapa- untuk menjadi seorang pemimpin di masa depan, mahasiswa harus dibekali dengan hard skill dan soft skill. "Untuk jadi pemimpin yang sukses, kita harus memiliki visi. Kemudian, bagaimana kita mengomunikasikan visi tersebut hingga akhirnya mampu memotivasi anak buah," paparnya.
Pada acara Diskusi Kebangsaan, para Beswan Djarum diajak mendalami cara menjadi seorang negarawan yang mampu membawa perubahan bagi bangsanya. Mereka belajar menjadi seorang pemimpin negara yang mampu bersikap arif, adil, bijaksana, dan berbudaya.
Oleh karena itu, para ahli dengan kompetensi di bidang tersebut didatangkan sebagai narasumber dalam Diskusi Kebangsaan itu. Mereka adalah Pendiri sekaligus Direktur Negarawan Center Johan O Silalahi serta budayawan yang juga Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia NU Zastrouw Al-Ngatawi.
Sementara itu, untuk memperdalam pengetahuan dan kecintaan para Beswan Djarum terhadap kebudayaan lokal, mereka melakukan Cultural Visit ke Kudus, Jawa Tengah. Selain melihat bangunan bersejarah di kota tersebut, para Beswan Djarum juga mendapat pengalaman belajar membatik dengan tema motif kearifan lokal Papua.
Pagelaran seni Malam Dharma Puruhita menjadi penutup rangkaian Nation Building. Mengusung tema Mutiara Timur Indonesia, para mahasiswa yang berasal dari latar belakang berbeda menampilkan pertunjukan seni dan budaya.
Pemilihan tema ini dilakukan dalam rangka menyambut keluarga baru Beswan Djarum, khususnya mereka yang berasal dari Indonesia bagian timur. Sebanyak delapan anggota keluarga baru itu berasal dari Universitas Nusa Cendana Kupang, Universitas Sulawesi Barat mamuju, Universitas Khairun Ternate, Universitas Pattimura Ambon, Universitas Negeri Papua Manokwari, Universitas Cendrawasih (Uncen) Papua, dan Universitas Musamus Merauke.
Salah seorang Beswan Djarum 2012/2013 yang berasal dari Universitas Negeri Papua Ruth Yunike Usior mengaku, kegiatan Nation Building memberikan manfaat positif bagi dirinya, terutama dalam memperkaya pengetahuan dan pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
"Ini pertama kalinya saya bergabung dan mengikuti kegiatan National Building. Saya sangat senang karena merupakan kesempatan bagi saya untuk memperkaya pengalaman serta mendapatkan teman-teman baru. Semangat kebangsaan saya jadi tergali dengan mengikuti kegiatan ini," tutur Ruth.
Tidak hanya itu, Ruth menambahkan, dia menjadi termotivasi untuk berprestasi seperti para seniornya terdahulu. "Mendengar cerita senior tentang pengalamannya dalam berkompetisi baik di tingkat nasional membuat saya termotivasi untuk berkarya di bidang karya tulis. Bahkan, ketika kembali ke Papua, saya bisa menularkan semangat dan motivasi kepada teman-teman di sana," imbuhnya sembari tersenyum.<Adtya Dwi Cahya>..
"Kami ingin para Beswan Djarum memiliki rasa persatuan dan kebanggan sebagai insan Indonesia dalam mewujudkan cita-cita menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang besar dan bermanfaat. Kami ingi mereka tidak hanya cerdas secara otak tapi juga cerdas secara hati (emosional)," ujar Primadi di Hotel Crowne Hotel, Semarang, Selasa (20/11/2012).
Menurut Prim, -begitu dia biasa disapa- untuk menjadi seorang pemimpin di masa depan, mahasiswa harus dibekali dengan hard skill dan soft skill. "Untuk jadi pemimpin yang sukses, kita harus memiliki visi. Kemudian, bagaimana kita mengomunikasikan visi tersebut hingga akhirnya mampu memotivasi anak buah," paparnya.
Pada acara Diskusi Kebangsaan, para Beswan Djarum diajak mendalami cara menjadi seorang negarawan yang mampu membawa perubahan bagi bangsanya. Mereka belajar menjadi seorang pemimpin negara yang mampu bersikap arif, adil, bijaksana, dan berbudaya.
Oleh karena itu, para ahli dengan kompetensi di bidang tersebut didatangkan sebagai narasumber dalam Diskusi Kebangsaan itu. Mereka adalah Pendiri sekaligus Direktur Negarawan Center Johan O Silalahi serta budayawan yang juga Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia NU Zastrouw Al-Ngatawi.
Sementara itu, untuk memperdalam pengetahuan dan kecintaan para Beswan Djarum terhadap kebudayaan lokal, mereka melakukan Cultural Visit ke Kudus, Jawa Tengah. Selain melihat bangunan bersejarah di kota tersebut, para Beswan Djarum juga mendapat pengalaman belajar membatik dengan tema motif kearifan lokal Papua.
Pagelaran seni Malam Dharma Puruhita menjadi penutup rangkaian Nation Building. Mengusung tema Mutiara Timur Indonesia, para mahasiswa yang berasal dari latar belakang berbeda menampilkan pertunjukan seni dan budaya.
Pemilihan tema ini dilakukan dalam rangka menyambut keluarga baru Beswan Djarum, khususnya mereka yang berasal dari Indonesia bagian timur. Sebanyak delapan anggota keluarga baru itu berasal dari Universitas Nusa Cendana Kupang, Universitas Sulawesi Barat mamuju, Universitas Khairun Ternate, Universitas Pattimura Ambon, Universitas Negeri Papua Manokwari, Universitas Cendrawasih (Uncen) Papua, dan Universitas Musamus Merauke.
Salah seorang Beswan Djarum 2012/2013 yang berasal dari Universitas Negeri Papua Ruth Yunike Usior mengaku, kegiatan Nation Building memberikan manfaat positif bagi dirinya, terutama dalam memperkaya pengetahuan dan pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
"Ini pertama kalinya saya bergabung dan mengikuti kegiatan National Building. Saya sangat senang karena merupakan kesempatan bagi saya untuk memperkaya pengalaman serta mendapatkan teman-teman baru. Semangat kebangsaan saya jadi tergali dengan mengikuti kegiatan ini," tutur Ruth.
Tidak hanya itu, Ruth menambahkan, dia menjadi termotivasi untuk berprestasi seperti para seniornya terdahulu. "Mendengar cerita senior tentang pengalamannya dalam berkompetisi baik di tingkat nasional membuat saya termotivasi untuk berkarya di bidang karya tulis. Bahkan, ketika kembali ke Papua, saya bisa menularkan semangat dan motivasi kepada teman-teman di sana," imbuhnya sembari tersenyum.<Adtya Dwi Cahya>..
0 komentar:
Posting Komentar